Sudah lama sekali , sejak terakhir kali saya memposting tulisan saya di blog ini. Ya,, maklum saja sebuah hobi dan sedikit potensi yang tidak pernah di dukung oleh sebuah semangat dalam jiwa diri seorang saya.
Hari ini tanggal 13 Juni 2013, tulisan pertama saya di tahun 2013. Artinya sekitar 6 bulan saya baru menulis kembali.
Kemarin saya mengunjungi salah salah satu blog teman , tidak sengaja di waktu luang dalam raker di sekolah saya membaca-baca blognya. Cukup menakjubkan, memang banyak hal yang tidak pernah saya sampaikan dalam blog ini, beberapa kisah yang cukup penting di dalam perjalan hidup saya.
Salah satunya tentang orang-orang di sekililing saya, termasuk pemilik blog yang saya baca kemarin.
Salah satu yang memiliki peranan yang cukup penting dalam hidup saya adalah salah satu lingkungan , komunitas yang saya ikuti saat ini. Komunitas itu bernama YISC Al-Azhar. Hampir 2 tahun yang lalu saya memutuskan untuk ikut dalam komunitas tersebut, komunitas yang sudah tidak asing lagi mungkin. Salah satu komunitas remaja masjid di Jakarta. Awal dari mengikuti komunitas ini, jujur hanya utuk menuntut ilmu dan mempeluas pergaulan.
Namun ternyata banyak sekali yang saya dapati di dalam komunitas tersebut, terutama tentang arti sebuah persahabatan. Banyak sekali saya temui tentang arti ketulusan dan ketaatan.
Azzam adalah nama sebuah angkatan anggota YISC yang memasukinya di bulan Juli 2011. Dan dari sinilah awal cerita di mulai.
Ada sekitar 300 orang sebenarnya dalam angkatan azzam, namun saat ini hanya ada sekitar 40an orang yang masih bertahan untuk tetap beristiqomah dalam menjalankan aktivitas setiap minggunya di Masjid Al- Azhar.
Azzam ,, mungkin tidak selamanya saya akan bersama mereka. Namun satu hal, 2 tahun bersama mereka menjadi bagian terindah dalam hidup saya. Tidak hanya sesuatu yang indah, tamparan demi tamparan kerap kali saya dapati dari teman-teman saya ini.
Ketika bantuan tanpa pamrih mereka berikan, kesetia kawanan di curahkan, saling menghargai dan melindungi , menjaga atas nama agama ternyata sangat indah.
Persepsi demi persepsi tentang arti membantu dan keikhlasan telah saya dapati dari mereka. Betapa sangat malu saya ketika selalu berada dalam barisan terbelakang ketika ada orang lain yang memperlukan bantuan. Bantuan tidak hanya dalam teori,tetapi jelas mereka mengaplikasikan apapun yang mereka dapati tentang arti kebenarn dan keberkahan.
Jujur, belum pernah saya temui teman-teman seperti mereka. Landasan agama , dan jiwa-jiwa yang lembut memberian pelajaran yang besar, bahwa ternyata masih begitu banyak orang-orang baik dan selalu siap untuk menebarkan bantuan dalam kebaikan.
Tidak hanya itu, Azzam bukan hanya memberikan pelajaran terindah tentang arti hubungan antara manusia.
Azzam juga sering menampar jiwa ini, dalam memelihara hubungan dengan Tuhanku.
Ya,, saya seorang Ummu sahlah, yang sejak kecil sudah di perkenalkan tentang arti Tuhanku Allah,tentang ibadah dan amalan-amalannya dan hubungan jiwa yang semestinya saya jalani sejak dulu, tampak begitu miris. Namun Azzam, tidak hanya mengajak, memeriahkan teori-teori keagaaman ,namun langsung memberikan contoh bahkan sekali lagi menampar hati ini dalam mengaplikasikan teori kebenaran dan keberkahan hidup.
Azzam mengajarkan kepada saya, bahwa kebenaran dan keberkahan dalam hidup itu sangatlah indah. Tidak hanya bersama dalam kesenangan, kesulitan, kesedihan serta dalam mengimani Allah pun , terus saja Azzam menjadi guru dan menjadi tokoh untuk jiwa ini.
Yaaa,,, Azzam mulai menyadarkan saya,mendorong hati dan jiwa ini untuk bisa menjadi insan yang selalu siap untuk mengabdi dalam kebaikan karena Allah, insan yang baik bagi manusia lain dan mempunyai jiwa-jiwa yang di cintai oleh Allah.
Allahu Robbii,,betapa baiknya Engkau, mempertemukanku dengan mereka. Keberuntungan cukup besar bagi saya ditakdirkan untuk memaknai kehidupan ini dengan mereka.
Namun 2 tahun telah kami lalui, minggu demi minggu aktivitas sosial dan kajian agama kami ikuti. Azzam adalah sekumpulan manusia, yang juga memiliki rasa. Rasa bosan, letih dan pergesekan jiwapun tak akan bisa dihindari. Klimaks pun pasti ada dalam sebuah kehidupan. Satu demi satu ada saja alasan yang memaksa kami untuk tidak bisa selalu bersama.
Sedih dan kecewa, namun inilah kehidupan, tak ada yang abadi. Hanya sebuah ikhtiar dan doa yang bisa diberikan. Namun bagaimanapun , Azzam tetaplah Tokoh yang berperan sangat penting dalam hidup saya. Apapun akhir cerita ini, Azzam adalah kisah indah ,bagian dunia kebaikan yang pertama kali saya dapati.
Jika memang pantas saya memohon dan meminta, bisakah mereka selalu ada? Senantiasa mengiringi hidupku dalam menebarkan kisah-kisah kebaikan? Bisakah kisah indah ini tidak akan berakhir?
Dan Jika memang harus berakhir,,,,
Sungguh keberadaannya akan tetap singgah di hati ini. Menyatu dalam relung keimanan. Akan mengendap dalam sebuah rasa yang sama. Rasa manisnya bersama kerena Allah.
Allahu robbi,,, Ridhoi dan jagalah kami...
Gw pun senang menjadi bagian dari ukhuwah yang indah ini mu. Makasih ya Rabb untuk kesempatan bisa bersama kalian.
BalasHapus